Orlando, 2011. We are "Laskar Nusantara" (picture by: Afshan Javid,our friend from India)

Friday, December 21, 2012

Hujan di Seattle

mungkin ada yang bilang ini terlalu telat untuk diceritakan karena ini pengalaman saya di bulan Mei 2011 yang lalu. But i guess its never too let to tell a good story right? Sebelum berangkat ke USA, saya tahu Seattle itu berhubungan dengan pesawat terbang. Sebelumnya juga saya kira Seattle itu ada di Amerika Serikat bagian selatan. Ternyata, Seattle cuma 3 jam dari kota saya, Portland yang ada di Northwest US (Barat Laut).

Pacific Northwest, begitu orang amerika menyebut daerah kami. Berkunjng ke Seattle merupakan salah satu hal yang paling saya idamkan. Kebetulan, waktu itu grup anak-anak pertukaran pelajar di daerah Portland sedang mengadakan trip ke sana 2 hari saja.Dua hari itu sangat berkesan karena saya begitu jatuh cinta dengan suasana kota Seattle yang saya anggap sebagai kakak kota Portland karena memiliki downtown yang lebih besar dan skyscrappers yang lebih banyak. Kami menginap di hotel di pinggiran Seattle setelah sampai di sana dengan guyuran hujan lumayan deras saat itu. Petualangan di Seattle kami mulai keesokan harinya. Mengunjungi pasar tradisional, menaiki monorel, makan burger raksasa di Hard Rock Cafe, berkunjung ke landmark populer di Seattle seperti Space Needle (menara tinggi futuristik) museum rock and roll dan berkeliling kota Seattle menggunakan kendaraan unik yang bisa untuk darat dan perairan bernama "Duck Boat".

Petualangan tak hanya sampai di situ. Kami juga diajak untuk menyaksikan pertandingan baseball dan kebetulan yang sedang bertanding adalah tuan rumah Seattle Mariners melawan tim baseball populer amerika, New York Yankees dengan bintangnya Alex Rodriguez dan Derek Jeter. Dua nama populer ini setahun lalu aku ketahui di buku pintar dan kini aku menyaksikan mereka langsung.

Inilah general stori petualangan saya di Seattle. akan segera hadir cerita-cerita berikutnya :)
  
Ini dia Duck Boat. Mobil ini bisa beroperasi di darat dan perairan !
Rombongan kami dari grup exchange students dari Portland (saya di barisan depan pertama dari kiri) 
Seattle :)
Farmer Market di Seattle. Lagi rame plus ada jam gede :0

di dinding sebelum masuk ke cafe nya. bersama Adriana (Spanyol) dan Debora (Jerman)

Kapan lagi ???? hehe itu gede banget
burger porsi kuli sukses saya habiskan :)

Adriana Lopez Lopez. dasar Madridista :p

Swaggg

foto menara Space Needle diambil saat saya berada di monorel

kucaaaaaw Space Needle!

Gue ga bohong. bisa di darat dan laut kan?

di atas duck boat pemandangan kota Seattle dari danau

museum rock n roll

Stadion Baseball the Mariners!

Keren kan?

Adriana liat apa? :0

tuh bintangnya New York Yankees, Derek Jeter

Derek Jeter lagi mukul

Topi yang dipake Adriana itu topi guee.haha

pertandingan baseball pun sampe malam dari jam 7-12 malam. dan ga bosen!

Wednesday, October 31, 2012

Pesantren Bukan Lagi Sebuah Bengkel


Thesis : peran pesantren dalam membangun kualitas pendidikan pada anak serta keunggulan pesantren dibandingkan dengan sekolah umum / formal
Bab I
Pendahuluan
            Pada zaman dahulu pada saat lembaga-lembaga pendidikan mulai muncul di dunia Islam, masjid merupakan tempat asal mula pendidikan dilaksanakan dan ditransferkan. Kemudian berkembang pada munculnya maktab atau bisa disebut juga dengan adanya tempat-tempat khsus untuk menuntut ilmu pada zaman itu. Semua ini didasarkan perintah Allah serta himbauan Nabi Muhammad  SAW tentang pentingnya membaca dan menuntut ilmu. Dari sejarah lembaga pendidikan dari era Islam terdahulu, terjadi turun-temurun tradisi menuntut ilmu di masjid dan di maktab atau tempat-tempat khusus untuk menuntut ilmu hingga sekarang. Contoh lembaga pendidikan yang merupakan hasil turun-temurun lembaga pendidikan era Islam terdahulu adalah Pesantren. Pesantren, atau biasa juga disebut dengan pondok pesantren (ponpes) adalah suatu lembaga pendidikan Islam yang mengajarkan nilai-nilai pada Al Quran dan Hadits. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah pesantren yang besar dan ini menjadi salah satu keunikan dan salah satu ciri khas yang membedakan antar lembaga-lembaga pendidikan di  Indonesia. Dari era ke era jumlah lembaga pendidikan pesantren ini kian banyak karena selain karena jumlah populasi warga mayoritas Islam di Indonesia kian meningkat, juga karena perkembangan zaman yang begitu cepat sehingga banyak orang tua yang memilih untuk menyekolahkan anaknya di pesantren.
            Namun, persepsi masyarakat akan pesantren akhir-akhir ini sering mengalami kesalahpahaman dan cenderung mengidentikkan pesantren dengan “bengkel”.Bengkel adalah suatu tempat untuk memperbaiki motor / mobil yang sedang rusak sehingga bisa berfungsi dengan baik seperti semula. Kebanyakan masyarakat di Indonesia mengidentikkan pesantren dengan bengkel karena mereka menganggap di pesantren lah tempat anak-anak nakal berada, anak-anak nakal yang dimasukkan ke pesantren supaya bisa mengurangi atau menghilangkan kenakalannya. Jadi dari sini timbul persepsi negatif tentang pesantren karena dianggap sebagai bengkel bagi anak-anak nakal dan orang tua menginginkan pesantren untuk memperbaiki disorientasi moral yang terjadi pada anaknya tersebut. Dan di artikel tiga halaman ini saya akan memberikan analisa saya tentang pesantren dan membuktikan bahwa Pesantren bukan “Bengkel” seperti apa yang ada di perspektif masyrakat saat ini. Saya juga akan menjelaskan bagaimana peran pesantren ini dalam meningkatkan kualitas keilmuan siswa serta keunggulannya dibandingkan dengan sekolah umum / formal.

Hal-hal yang Membedakan Pesantren Dengan Lembaga Pendidikan  Umum / Sekolah Formal
            Hal-hal utama yang membedakan pesantren dengan sekolah umum / formal adalah pada substansi pembelajaran yang menekankan dan bersumber dari pelajaran-pelajaran agama Islam. Hal ini memang ada di kuikulum sekolah umum / formal tentang pelajaran agama Islam, tapi tidak seintensif di pesantren. Contohnya, di pesantren, siswa akan belajar lebih banyak pelajaran-pelajaran agama seperti ilmu fiqh, akhlak, hadis, tauhid dan lain sebagainya. Di sekolah umum / formal, siswa hanya mendapatkan pelajaran agama secara garis besar dan tidak intensif seperti yang ada di pesantren. Sehingga dapat disimpulkan bahwa poin mendasar yang membedakan pesantren dengan sekolah umum / formal adalah pada substansi pelajaran-pelajaran agama yang diajarkan kepada siswanya.
            Lebih lanjut tentang apa yang membedakan pesantren dengan lembaga pendidikan umum / sekolah formal ialah pada sistem pembelajarannya. Karena pesantren merupakan tradisi turun menurun dari lembaga pendidikan era Islam terdahulu, jadi di pesantren masih ada kegiatan belajar mengajar yang berpusat di Masjid atau dengan siswanya mendapatkan ilmu dari gurunya dengan belajar di serambi masjid. Jadi ini juga menjadi poin yang membedakan pesantren dengan lembaga pendidikan umum / sekolah formal. Selain itu, di pesantren juga siswa tidak tinggal bersama orang tua karena siswa tinggal di lingkungan pesantren seperti di asrama-asrama dan belajar hidup mandiri. Berbeda dengan sekolah umum / formal di mana siswa masih tinggal bersama orang tua dan tidak tinggal di asrama-asrama seperti para siswa di pesantren. Sebelumnya, pesantren memang lebih menekankan pada pembelajaran pelajaran-pelajaran agama seperti beberapa contoh yang saya sebutkan tadi. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, kini muncul pesantren-pesantren modern yang memiliki kurikulum yang ada di sekolah umum / formal. Sehingga pesantren modern ini memiliki keunggulan karena siswa disamping belajar intensif tentang pelajaran-pelajaran agama, mereka juga mempelajari apa yang siswa di sekolah umum / formal seperti matematika, sains, bahasa, dan lain sebagainya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pondok pesantren modern muncul untuk menjawab tantangan era baru atau era modern yang menuntut siswa untuk lebih paham mengenai hal-hal baru di luar sana dengan mengajarkan para siswanya pelajaran-pelajaran yang ada di sekolah umum / formal. Selain itu, di pesantren modern yang juga memiliki kurikulum di sekolah formal / umum, siswa juga akan mendapatkan ijazah yang sama dengan apa yang didapatkan siswa di sekolah umum karena memang sudah diakui. Beberapa pesantren memang tidak mengeluarkan ijazah, tapi siswanya tetap bisa mendapatkan ijazah itu dengan program ujian penyetaraan. Dari sini perlahan-lahan kita bisa tahu apa sebenarnya keunggulan dari pesantren ini disbanding dengan sekolah umum / formal.
Apa manfaatnya jika kita memasukkan anak kita ke Pesantren?
            Seperti apa yang saya jelaskan di awal artikel ini, pesantren memberikan pembelajaran intensif tentang pelajaran-pelajaran agama yang tidak akan didapat secara intensif di sekolah umum / formal. Pesantren bukan lagi bengkel atau tempat untuk memperbaiki kenakalan anak melainkan di sini pesantren adalah tempat untuk anak menempa diri, berprestasi dan belajar mandiri karena jauh dari orang tua. Pesantren saat ini memiliki objektif untuk mempersiapkan generasi yang akan datang yang lebih siap menghadapi tantangan-tantangan yang kian berat di masa depan. Tantangan-tantangan ini tidak hanya tantangan intelektual tetapi juga tantangan dalam menghadapi krisis moral serta mencegah anak terjerembab dalam ketidakpahaman tentang agama Islam yang dianutnya.
            Karena di pesantren siswa lebih intensif mempelajari agama, siswa lebih siap dalam mempersiapkan hidupnya dengan modal-modal dasar agama yang kuat. Dibandingkan dengan anak yang sekolah di lembaga pendidikan umum / formal. Mereka bahkan masih banyak yang tidak memahami agama dan kesulitan untuk mempersiapkan diri mereka dengan modal agama yang kuat. Jadi manfaat utama menyekolahkan anak kita di pesantren adalah anak akan mendapat dasar agama yang kuat untuk mempersiapkan diri mereka di masa yang akan datang dengan modal pengetahuan agama yang kuat.
            Siapa bilang pesantren kalah dengan sekolah umum / formal dalam hal prestasi akademik? Tentu saja tidak. Siswa dari pesantren mampu bersaing dengan anak-anak dari sekolah formal dalam kompetisi kompetisi sains atau yang lainnya. Di pesantren siswa masih bisa berprestasi dan juga hal ini karena mereka juga belajar pelajaran formal dan diajar oleh pengajar-pengajar yang kompeten seperti di sekolah formal sehingga siswa dari pesantren mampu bersaing dan berprestasi. Tidak kalah dengan mereka yang ada di sekolah formal.
            Kesimpulan yang bisa diambil dari artikel ini adalah, pesantren bukan lagi berperan sebagai bengkel karena ternyata banyak keunggulan-keunggulan pesantren yang bisa membuat anak-anak kita menjadi generasi yang lebih siap menghadapi tantangan era modern dan era globalisasi ini dengan modal agama yang kuat, dan juga modal intelektual yang mumpuni.

Thursday, September 13, 2012

Radiv’s Opinion About the Riot in Libya That Killed A US Ambassador and 3 Other Staff Members


                So the things are really different since I major International Relations at college. I feel like I am really concerned about politics and international stuff that going on recently. Last time in Mei 2011 I wrote about what US did to Osama bin Laden. They caught and killed him and that is a good thing to finally got the number one public enemy who brought up terrorism in this (supposed to be) world of peace. The world is on the move like the Earth rotation, the breath we take, the wind that blows, people are so dynamic. Things happen every single time. Whatever it is. Starts from a very little thing like a high school teenager got a prom date to a big cruel thing like war.
                We live on Earth which is the planet of many kind of people, races, nations,religions, colors, languages and cultures.  God create us as human and totally different to each other. Even some twins are somehow different mentally yet they’re similar physically. Many people, many differences yet we love being different and we deal with similarities. What is wrong is that when some people try to mess with these differences. Actually though, differences make us wonderful, beautiful, diverse. But these people who try to mess these wonderful things up are not acceptable. Yesterday the world was shocked by the riots in Libya. Bunch of people attacked the US Embassy in Benghazi, Libya using violence tools like grenades, guns, and even rocket launcher that finally killed the US ambassador for Libya, Chris Stevens and three other US citizens as the staff members of the consulate.
                Indeed, democracy stands for people’s freedom in expressing opinion and actions towards the government. Libyans just did their revolution to achieve that democracy for them, the people. I remembered when I was in Portland doing a long march protest towards Khadafi who killed many innocent citizens in Libya. There I felt the moment of revolution for some middle east countries. I mentioned about religions as the part of the world’s important thing for many people. Religion in my point of view is what people hold on to, believe in, and obey. There are many kind of religions in the world and this is all about what people believe in. Differences in every religion could lead a different point of view in some particular stuff. And towards those differences, a lot of misunderstandings happened. That riot in Libya is one of the example of people’s misunderstanding about religions. A film about prophet Muhammad just popped up in public and Moslems think that film insults Islam. Countries with most population of Moslems try to protest that film and what happened in Libya was just too over it because the misused the term democracy in here. They used weapons for protesting. This is not what democracy supposed to be. This is violence. A US ambassador was killed and three other staff members as well. My opinion here is that both sides, the controversial film maker, and also the people in Libya who did the violent riot are wrong and misunderstanding happened. For the film maker, why they made that such controversial film that obviously mocked Moslems ? Don’t they understand that religion stuff is really sensitive because this deals with what people believe in, faith, and prayers. Thus, the Libyans who did the violent riot didn’t take it easy and make it rough by attacking the US consulate because they believed that the US who started it and they just attacked it. The world is now in the move with many kind of problems in many kind of aspects. So we young people should do some in order to create a truly peaceful world on the Earth where we grow and live.
” Less understanding in religions among people and nations in the world could lead massive destruction, death and even war” – Radiv Annaba
This is my opinion and you guys can agree or disagree or just whatever..
Thank you for reading my blog. I hope I can create a peaceful world in the future alongside youth all over the world
Radiv Annaba, radiv.annaba@gmail.com, @radivannaba

Saturday, August 18, 2012

Bangsa Kereta Ekonomi

Mungkin ini hal menyeramkan untuk diceritakan. Ya, aku pernah berjam jam berdiri di atas besi besi penghubung gerbong kereta yang satu dengan yang lainnya dengan berjubel orang lalu lalang, pedagang asongan yang tak kenal lelah menjajakan barang dagangannya tak henti henti melintas di depan pandanganku yang jantungnya berdegup aneh ketakutan karena sedang berada di atas besi besi penghubung gerbong ini. Aku tidak pernah membayangkan berada di atas gerbong seperti yang dilakukan beberapa penumpang gelap yang terpaksa melakukan itu karena finansial mereka. Tak mungkin kondektur menagih tiket di atas gerbong kan, begitu pikir mereka pikirku.

Pengalaman tak mendapat kursi ala kadarnya di kereta ekonomi bukan hanya cerita kecil tersimpan di benak belaka. Tapi dari situ aku tahu kondisi bangsa ini, bangsa kereta ekonomi, rakyat kita. Aku mengamati orang orang di kereta ekonomi adalah kebanyakan rakyat kita. Kereta ekonomi ini adalah miniatur Indonesia mini. Orang orang ini memiliki berbagai kepentingan mikroekonomi di atas gerbong gerbong kereta ekonomi. Harga tiket sudah cukup untuk merepresentasikan kondisi finansial mereka yang berkelas ekonomi. Anak anak kecil menjerit, menangis karena suasana tak bersahabat bagi mereka di dalam kereta ekonomi. Tapi apa daya ibu ibu mereka hanya bisa menenangkan mereka dan ayah ayah mereka menopang kepala di atas tangan kanannya menandakan berpikir, "Kapan ini akan berakhir? Kereta ekonomi ini?"

Kereta ekonomi juga sama dengan miniatur kegiatan ekonomi rakyat kelas bawah kita. Pedagang asongan yang aku hormati semangat mereka dalam bekerja. Tak kenal lelah menyeimbangkan irama badan mereka dalam menjajakan barang dagangan dengan goncangan kereta serta padatnya gerbong gerbong dengan orang berbagai kepentingan.Aku senang melihat mereka bekerja. Jauh lebih senang melihat mereka bekerja kerja keras daripada memikirkan apa yang dilakukan pejabat kita. Tapi aku sedih setiap saat menyaksikan kenyataan anak anak kecil yang bekerja, mengemis, meminta minta dengan ratapan penuh keluh kesah bekerja di usia mereka. Juga para orang orang tua yang sudah sepuh. Tak seharusnya mereka bekerja di sini. Biarlah mereka yang di usia usia kerja yang menghadapi kenyataan sebagai bangsa Kereta Ekonomi.

Ketika perusahaan yang bertanggung jawab dengan perkereta apian di Indonesia mengeluarkan kebijakan baru, tak ada lagi berdiri tak dapat tempat di antara besi besi penghubung gerbong, tak ada lagi penumpang di atap gerbong, tak ada lagi pedagang asongan. Bagaimana nasib bangsa kereta ekonomi itu?


Friday, August 17, 2012

Homeless Cat ( Kucing Jalanan )





Sudah nggak ingat kapan terakhir kali keluarga pelihara ayam kampuang, eh kampung :p. Tapi masih ingat dulu pernah rumahku sering kedatangan anak kecil, anak muda, abg, anak tua, eh orang dewasa :p bertujuan mau beli telor puyuh atau kadang beli burung puyuhnya sekalian.Dulu rumahku itu masih sering bocor dan harus siap siap puluhan ember untuk menampung air yang tak diharapkan. Kadang tidurpun tak nyenyak dengan kondisi seperti itu but alhamdulillah i have a home sweet home :). Bisinis burung puyuh ayah terhenti setelah kandang burung puyuh diserang seekor kobra jahat berbisa yang membunuh puyuh puyuh bisnis ayahku :( 

Sejak saat itu kami tidak memelihara binatang apapun. Orang tua cuma memelihara kami bertiga anak anak mereka yang siap meraih cita cita pengubah nasib keluarga dan bangsa. Singkat cerita, meski tidak pernah lagi pelihara binatang peliharaan, nggak jarang rumahku unofficially  terinvasi oleh oleh binatang liar seperti cicak, kodok, aligator (baca: kadal besar), ular (lagi) dan kucing. Nggak perlu diragukan lagi karena rumahku memang mewah alias mepet sawah kalo orang orang menyindirnya. Tak jarang teras rumah terinvasi oleh kotoran kotoran ayam bagai ranjau ketika hendak melintas keluar rumah jangan sampai lengah karena sekali lengah aku harus ke kamar mandi bersihiin kaki dari ranjau ranjau tahi ayam. Tetanggaku banyak yang pelihara ayam dan ayam ayamnya sangat suka hang out di teras rumah dan menyisakan ranjau ranjau organik berbau itu.

Malam malam terdengar suara seperti anak kecil tapi lama kelamaan terdengar seperti suara hewan bukan manusia. jelas saja malam malam setengah sadar mendengar kucing bertengkar di malam hari seperti mendengar tangisan bayi misterius (horor). Forget it. Kucing seringkali bernasib sial. Hewan ini seharusnya bertipe pet atau hewan peliharaan, tapi sayang hewan kesukaan Nabi Muhammad ini sering hidup sia sia dicampakkan keluarga asuhnya. Siapa yang ngga tega ngeliat ratapan mata kucing yang nggak pernah hepi. Mereka melas. Berbanding lurus dengan kebanyakan nasib mereka. Tapi kucing yang beruntung, disayang sayang pemiliknya diberi kemewahan. 

Rumahku sering terinvasi oleh kucing kucing jalanan ini. Sekedar mampir dan memberi ratapan penuh kemelasan itu mereka mengais sisa sisa makanan yang ada di dapur. Atau jika beruntung mereka mendapatkan makanan fresh keluarga kami sehingga balik kami yang meratap ke kucing :p. Nggak hanya di Indonesia saja, ketika aku tinggal setahun di USA, di basement apartemen ayah angkat buleku di sana, terdapat keluarga kucing jalanan yang mencari kehangatan dan menyambung hidup. Sering ayah angkatku mampir dan aku pun menyaksikan ratapan kucing Amerika Serikat, memberi makan dan say hello sebelum beliau ke kantor dan aku pergi ke sekolah. Dan yang paling aku khawatirkan adalah ketika musim dingin yang menusuk itu bagaimana nasib kucing kucing jalanan itu? Aku bahkan tak sanggup lagi menyaksikan ratapannya. Semoga mereka bertahan. Semakin miris karena salah satu diantara kucing kucing itu ada yang berkaki tiga...
semoga bisa mengambil hikmah dari tulisan ini. tulisan pertamaku di tahun 2012 setelah satu tahun lebih vakum. thanks for reading :)

Friday, December 21, 2012

Hujan di Seattle

mungkin ada yang bilang ini terlalu telat untuk diceritakan karena ini pengalaman saya di bulan Mei 2011 yang lalu. But i guess its never too let to tell a good story right? Sebelum berangkat ke USA, saya tahu Seattle itu berhubungan dengan pesawat terbang. Sebelumnya juga saya kira Seattle itu ada di Amerika Serikat bagian selatan. Ternyata, Seattle cuma 3 jam dari kota saya, Portland yang ada di Northwest US (Barat Laut).

Pacific Northwest, begitu orang amerika menyebut daerah kami. Berkunjng ke Seattle merupakan salah satu hal yang paling saya idamkan. Kebetulan, waktu itu grup anak-anak pertukaran pelajar di daerah Portland sedang mengadakan trip ke sana 2 hari saja.Dua hari itu sangat berkesan karena saya begitu jatuh cinta dengan suasana kota Seattle yang saya anggap sebagai kakak kota Portland karena memiliki downtown yang lebih besar dan skyscrappers yang lebih banyak. Kami menginap di hotel di pinggiran Seattle setelah sampai di sana dengan guyuran hujan lumayan deras saat itu. Petualangan di Seattle kami mulai keesokan harinya. Mengunjungi pasar tradisional, menaiki monorel, makan burger raksasa di Hard Rock Cafe, berkunjung ke landmark populer di Seattle seperti Space Needle (menara tinggi futuristik) museum rock and roll dan berkeliling kota Seattle menggunakan kendaraan unik yang bisa untuk darat dan perairan bernama "Duck Boat".

Petualangan tak hanya sampai di situ. Kami juga diajak untuk menyaksikan pertandingan baseball dan kebetulan yang sedang bertanding adalah tuan rumah Seattle Mariners melawan tim baseball populer amerika, New York Yankees dengan bintangnya Alex Rodriguez dan Derek Jeter. Dua nama populer ini setahun lalu aku ketahui di buku pintar dan kini aku menyaksikan mereka langsung.

Inilah general stori petualangan saya di Seattle. akan segera hadir cerita-cerita berikutnya :)
  
Ini dia Duck Boat. Mobil ini bisa beroperasi di darat dan perairan !
Rombongan kami dari grup exchange students dari Portland (saya di barisan depan pertama dari kiri) 
Seattle :)
Farmer Market di Seattle. Lagi rame plus ada jam gede :0

di dinding sebelum masuk ke cafe nya. bersama Adriana (Spanyol) dan Debora (Jerman)

Kapan lagi ???? hehe itu gede banget
burger porsi kuli sukses saya habiskan :)

Adriana Lopez Lopez. dasar Madridista :p

Swaggg

foto menara Space Needle diambil saat saya berada di monorel

kucaaaaaw Space Needle!

Gue ga bohong. bisa di darat dan laut kan?

di atas duck boat pemandangan kota Seattle dari danau

museum rock n roll

Stadion Baseball the Mariners!

Keren kan?

Adriana liat apa? :0

tuh bintangnya New York Yankees, Derek Jeter

Derek Jeter lagi mukul

Topi yang dipake Adriana itu topi guee.haha

pertandingan baseball pun sampe malam dari jam 7-12 malam. dan ga bosen!

Wednesday, October 31, 2012

Pesantren Bukan Lagi Sebuah Bengkel


Thesis : peran pesantren dalam membangun kualitas pendidikan pada anak serta keunggulan pesantren dibandingkan dengan sekolah umum / formal
Bab I
Pendahuluan
            Pada zaman dahulu pada saat lembaga-lembaga pendidikan mulai muncul di dunia Islam, masjid merupakan tempat asal mula pendidikan dilaksanakan dan ditransferkan. Kemudian berkembang pada munculnya maktab atau bisa disebut juga dengan adanya tempat-tempat khsus untuk menuntut ilmu pada zaman itu. Semua ini didasarkan perintah Allah serta himbauan Nabi Muhammad  SAW tentang pentingnya membaca dan menuntut ilmu. Dari sejarah lembaga pendidikan dari era Islam terdahulu, terjadi turun-temurun tradisi menuntut ilmu di masjid dan di maktab atau tempat-tempat khusus untuk menuntut ilmu hingga sekarang. Contoh lembaga pendidikan yang merupakan hasil turun-temurun lembaga pendidikan era Islam terdahulu adalah Pesantren. Pesantren, atau biasa juga disebut dengan pondok pesantren (ponpes) adalah suatu lembaga pendidikan Islam yang mengajarkan nilai-nilai pada Al Quran dan Hadits. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah pesantren yang besar dan ini menjadi salah satu keunikan dan salah satu ciri khas yang membedakan antar lembaga-lembaga pendidikan di  Indonesia. Dari era ke era jumlah lembaga pendidikan pesantren ini kian banyak karena selain karena jumlah populasi warga mayoritas Islam di Indonesia kian meningkat, juga karena perkembangan zaman yang begitu cepat sehingga banyak orang tua yang memilih untuk menyekolahkan anaknya di pesantren.
            Namun, persepsi masyarakat akan pesantren akhir-akhir ini sering mengalami kesalahpahaman dan cenderung mengidentikkan pesantren dengan “bengkel”.Bengkel adalah suatu tempat untuk memperbaiki motor / mobil yang sedang rusak sehingga bisa berfungsi dengan baik seperti semula. Kebanyakan masyarakat di Indonesia mengidentikkan pesantren dengan bengkel karena mereka menganggap di pesantren lah tempat anak-anak nakal berada, anak-anak nakal yang dimasukkan ke pesantren supaya bisa mengurangi atau menghilangkan kenakalannya. Jadi dari sini timbul persepsi negatif tentang pesantren karena dianggap sebagai bengkel bagi anak-anak nakal dan orang tua menginginkan pesantren untuk memperbaiki disorientasi moral yang terjadi pada anaknya tersebut. Dan di artikel tiga halaman ini saya akan memberikan analisa saya tentang pesantren dan membuktikan bahwa Pesantren bukan “Bengkel” seperti apa yang ada di perspektif masyrakat saat ini. Saya juga akan menjelaskan bagaimana peran pesantren ini dalam meningkatkan kualitas keilmuan siswa serta keunggulannya dibandingkan dengan sekolah umum / formal.

Hal-hal yang Membedakan Pesantren Dengan Lembaga Pendidikan  Umum / Sekolah Formal
            Hal-hal utama yang membedakan pesantren dengan sekolah umum / formal adalah pada substansi pembelajaran yang menekankan dan bersumber dari pelajaran-pelajaran agama Islam. Hal ini memang ada di kuikulum sekolah umum / formal tentang pelajaran agama Islam, tapi tidak seintensif di pesantren. Contohnya, di pesantren, siswa akan belajar lebih banyak pelajaran-pelajaran agama seperti ilmu fiqh, akhlak, hadis, tauhid dan lain sebagainya. Di sekolah umum / formal, siswa hanya mendapatkan pelajaran agama secara garis besar dan tidak intensif seperti yang ada di pesantren. Sehingga dapat disimpulkan bahwa poin mendasar yang membedakan pesantren dengan sekolah umum / formal adalah pada substansi pelajaran-pelajaran agama yang diajarkan kepada siswanya.
            Lebih lanjut tentang apa yang membedakan pesantren dengan lembaga pendidikan umum / sekolah formal ialah pada sistem pembelajarannya. Karena pesantren merupakan tradisi turun menurun dari lembaga pendidikan era Islam terdahulu, jadi di pesantren masih ada kegiatan belajar mengajar yang berpusat di Masjid atau dengan siswanya mendapatkan ilmu dari gurunya dengan belajar di serambi masjid. Jadi ini juga menjadi poin yang membedakan pesantren dengan lembaga pendidikan umum / sekolah formal. Selain itu, di pesantren juga siswa tidak tinggal bersama orang tua karena siswa tinggal di lingkungan pesantren seperti di asrama-asrama dan belajar hidup mandiri. Berbeda dengan sekolah umum / formal di mana siswa masih tinggal bersama orang tua dan tidak tinggal di asrama-asrama seperti para siswa di pesantren. Sebelumnya, pesantren memang lebih menekankan pada pembelajaran pelajaran-pelajaran agama seperti beberapa contoh yang saya sebutkan tadi. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, kini muncul pesantren-pesantren modern yang memiliki kurikulum yang ada di sekolah umum / formal. Sehingga pesantren modern ini memiliki keunggulan karena siswa disamping belajar intensif tentang pelajaran-pelajaran agama, mereka juga mempelajari apa yang siswa di sekolah umum / formal seperti matematika, sains, bahasa, dan lain sebagainya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pondok pesantren modern muncul untuk menjawab tantangan era baru atau era modern yang menuntut siswa untuk lebih paham mengenai hal-hal baru di luar sana dengan mengajarkan para siswanya pelajaran-pelajaran yang ada di sekolah umum / formal. Selain itu, di pesantren modern yang juga memiliki kurikulum di sekolah formal / umum, siswa juga akan mendapatkan ijazah yang sama dengan apa yang didapatkan siswa di sekolah umum karena memang sudah diakui. Beberapa pesantren memang tidak mengeluarkan ijazah, tapi siswanya tetap bisa mendapatkan ijazah itu dengan program ujian penyetaraan. Dari sini perlahan-lahan kita bisa tahu apa sebenarnya keunggulan dari pesantren ini disbanding dengan sekolah umum / formal.
Apa manfaatnya jika kita memasukkan anak kita ke Pesantren?
            Seperti apa yang saya jelaskan di awal artikel ini, pesantren memberikan pembelajaran intensif tentang pelajaran-pelajaran agama yang tidak akan didapat secara intensif di sekolah umum / formal. Pesantren bukan lagi bengkel atau tempat untuk memperbaiki kenakalan anak melainkan di sini pesantren adalah tempat untuk anak menempa diri, berprestasi dan belajar mandiri karena jauh dari orang tua. Pesantren saat ini memiliki objektif untuk mempersiapkan generasi yang akan datang yang lebih siap menghadapi tantangan-tantangan yang kian berat di masa depan. Tantangan-tantangan ini tidak hanya tantangan intelektual tetapi juga tantangan dalam menghadapi krisis moral serta mencegah anak terjerembab dalam ketidakpahaman tentang agama Islam yang dianutnya.
            Karena di pesantren siswa lebih intensif mempelajari agama, siswa lebih siap dalam mempersiapkan hidupnya dengan modal-modal dasar agama yang kuat. Dibandingkan dengan anak yang sekolah di lembaga pendidikan umum / formal. Mereka bahkan masih banyak yang tidak memahami agama dan kesulitan untuk mempersiapkan diri mereka dengan modal agama yang kuat. Jadi manfaat utama menyekolahkan anak kita di pesantren adalah anak akan mendapat dasar agama yang kuat untuk mempersiapkan diri mereka di masa yang akan datang dengan modal pengetahuan agama yang kuat.
            Siapa bilang pesantren kalah dengan sekolah umum / formal dalam hal prestasi akademik? Tentu saja tidak. Siswa dari pesantren mampu bersaing dengan anak-anak dari sekolah formal dalam kompetisi kompetisi sains atau yang lainnya. Di pesantren siswa masih bisa berprestasi dan juga hal ini karena mereka juga belajar pelajaran formal dan diajar oleh pengajar-pengajar yang kompeten seperti di sekolah formal sehingga siswa dari pesantren mampu bersaing dan berprestasi. Tidak kalah dengan mereka yang ada di sekolah formal.
            Kesimpulan yang bisa diambil dari artikel ini adalah, pesantren bukan lagi berperan sebagai bengkel karena ternyata banyak keunggulan-keunggulan pesantren yang bisa membuat anak-anak kita menjadi generasi yang lebih siap menghadapi tantangan era modern dan era globalisasi ini dengan modal agama yang kuat, dan juga modal intelektual yang mumpuni.

Thursday, September 13, 2012

Radiv’s Opinion About the Riot in Libya That Killed A US Ambassador and 3 Other Staff Members


                So the things are really different since I major International Relations at college. I feel like I am really concerned about politics and international stuff that going on recently. Last time in Mei 2011 I wrote about what US did to Osama bin Laden. They caught and killed him and that is a good thing to finally got the number one public enemy who brought up terrorism in this (supposed to be) world of peace. The world is on the move like the Earth rotation, the breath we take, the wind that blows, people are so dynamic. Things happen every single time. Whatever it is. Starts from a very little thing like a high school teenager got a prom date to a big cruel thing like war.
                We live on Earth which is the planet of many kind of people, races, nations,religions, colors, languages and cultures.  God create us as human and totally different to each other. Even some twins are somehow different mentally yet they’re similar physically. Many people, many differences yet we love being different and we deal with similarities. What is wrong is that when some people try to mess with these differences. Actually though, differences make us wonderful, beautiful, diverse. But these people who try to mess these wonderful things up are not acceptable. Yesterday the world was shocked by the riots in Libya. Bunch of people attacked the US Embassy in Benghazi, Libya using violence tools like grenades, guns, and even rocket launcher that finally killed the US ambassador for Libya, Chris Stevens and three other US citizens as the staff members of the consulate.
                Indeed, democracy stands for people’s freedom in expressing opinion and actions towards the government. Libyans just did their revolution to achieve that democracy for them, the people. I remembered when I was in Portland doing a long march protest towards Khadafi who killed many innocent citizens in Libya. There I felt the moment of revolution for some middle east countries. I mentioned about religions as the part of the world’s important thing for many people. Religion in my point of view is what people hold on to, believe in, and obey. There are many kind of religions in the world and this is all about what people believe in. Differences in every religion could lead a different point of view in some particular stuff. And towards those differences, a lot of misunderstandings happened. That riot in Libya is one of the example of people’s misunderstanding about religions. A film about prophet Muhammad just popped up in public and Moslems think that film insults Islam. Countries with most population of Moslems try to protest that film and what happened in Libya was just too over it because the misused the term democracy in here. They used weapons for protesting. This is not what democracy supposed to be. This is violence. A US ambassador was killed and three other staff members as well. My opinion here is that both sides, the controversial film maker, and also the people in Libya who did the violent riot are wrong and misunderstanding happened. For the film maker, why they made that such controversial film that obviously mocked Moslems ? Don’t they understand that religion stuff is really sensitive because this deals with what people believe in, faith, and prayers. Thus, the Libyans who did the violent riot didn’t take it easy and make it rough by attacking the US consulate because they believed that the US who started it and they just attacked it. The world is now in the move with many kind of problems in many kind of aspects. So we young people should do some in order to create a truly peaceful world on the Earth where we grow and live.
” Less understanding in religions among people and nations in the world could lead massive destruction, death and even war” – Radiv Annaba
This is my opinion and you guys can agree or disagree or just whatever..
Thank you for reading my blog. I hope I can create a peaceful world in the future alongside youth all over the world
Radiv Annaba, radiv.annaba@gmail.com, @radivannaba

Saturday, August 18, 2012

Bangsa Kereta Ekonomi

Mungkin ini hal menyeramkan untuk diceritakan. Ya, aku pernah berjam jam berdiri di atas besi besi penghubung gerbong kereta yang satu dengan yang lainnya dengan berjubel orang lalu lalang, pedagang asongan yang tak kenal lelah menjajakan barang dagangannya tak henti henti melintas di depan pandanganku yang jantungnya berdegup aneh ketakutan karena sedang berada di atas besi besi penghubung gerbong ini. Aku tidak pernah membayangkan berada di atas gerbong seperti yang dilakukan beberapa penumpang gelap yang terpaksa melakukan itu karena finansial mereka. Tak mungkin kondektur menagih tiket di atas gerbong kan, begitu pikir mereka pikirku.

Pengalaman tak mendapat kursi ala kadarnya di kereta ekonomi bukan hanya cerita kecil tersimpan di benak belaka. Tapi dari situ aku tahu kondisi bangsa ini, bangsa kereta ekonomi, rakyat kita. Aku mengamati orang orang di kereta ekonomi adalah kebanyakan rakyat kita. Kereta ekonomi ini adalah miniatur Indonesia mini. Orang orang ini memiliki berbagai kepentingan mikroekonomi di atas gerbong gerbong kereta ekonomi. Harga tiket sudah cukup untuk merepresentasikan kondisi finansial mereka yang berkelas ekonomi. Anak anak kecil menjerit, menangis karena suasana tak bersahabat bagi mereka di dalam kereta ekonomi. Tapi apa daya ibu ibu mereka hanya bisa menenangkan mereka dan ayah ayah mereka menopang kepala di atas tangan kanannya menandakan berpikir, "Kapan ini akan berakhir? Kereta ekonomi ini?"

Kereta ekonomi juga sama dengan miniatur kegiatan ekonomi rakyat kelas bawah kita. Pedagang asongan yang aku hormati semangat mereka dalam bekerja. Tak kenal lelah menyeimbangkan irama badan mereka dalam menjajakan barang dagangan dengan goncangan kereta serta padatnya gerbong gerbong dengan orang berbagai kepentingan.Aku senang melihat mereka bekerja. Jauh lebih senang melihat mereka bekerja kerja keras daripada memikirkan apa yang dilakukan pejabat kita. Tapi aku sedih setiap saat menyaksikan kenyataan anak anak kecil yang bekerja, mengemis, meminta minta dengan ratapan penuh keluh kesah bekerja di usia mereka. Juga para orang orang tua yang sudah sepuh. Tak seharusnya mereka bekerja di sini. Biarlah mereka yang di usia usia kerja yang menghadapi kenyataan sebagai bangsa Kereta Ekonomi.

Ketika perusahaan yang bertanggung jawab dengan perkereta apian di Indonesia mengeluarkan kebijakan baru, tak ada lagi berdiri tak dapat tempat di antara besi besi penghubung gerbong, tak ada lagi penumpang di atap gerbong, tak ada lagi pedagang asongan. Bagaimana nasib bangsa kereta ekonomi itu?


Friday, August 17, 2012

Homeless Cat ( Kucing Jalanan )





Sudah nggak ingat kapan terakhir kali keluarga pelihara ayam kampuang, eh kampung :p. Tapi masih ingat dulu pernah rumahku sering kedatangan anak kecil, anak muda, abg, anak tua, eh orang dewasa :p bertujuan mau beli telor puyuh atau kadang beli burung puyuhnya sekalian.Dulu rumahku itu masih sering bocor dan harus siap siap puluhan ember untuk menampung air yang tak diharapkan. Kadang tidurpun tak nyenyak dengan kondisi seperti itu but alhamdulillah i have a home sweet home :). Bisinis burung puyuh ayah terhenti setelah kandang burung puyuh diserang seekor kobra jahat berbisa yang membunuh puyuh puyuh bisnis ayahku :( 

Sejak saat itu kami tidak memelihara binatang apapun. Orang tua cuma memelihara kami bertiga anak anak mereka yang siap meraih cita cita pengubah nasib keluarga dan bangsa. Singkat cerita, meski tidak pernah lagi pelihara binatang peliharaan, nggak jarang rumahku unofficially  terinvasi oleh oleh binatang liar seperti cicak, kodok, aligator (baca: kadal besar), ular (lagi) dan kucing. Nggak perlu diragukan lagi karena rumahku memang mewah alias mepet sawah kalo orang orang menyindirnya. Tak jarang teras rumah terinvasi oleh kotoran kotoran ayam bagai ranjau ketika hendak melintas keluar rumah jangan sampai lengah karena sekali lengah aku harus ke kamar mandi bersihiin kaki dari ranjau ranjau tahi ayam. Tetanggaku banyak yang pelihara ayam dan ayam ayamnya sangat suka hang out di teras rumah dan menyisakan ranjau ranjau organik berbau itu.

Malam malam terdengar suara seperti anak kecil tapi lama kelamaan terdengar seperti suara hewan bukan manusia. jelas saja malam malam setengah sadar mendengar kucing bertengkar di malam hari seperti mendengar tangisan bayi misterius (horor). Forget it. Kucing seringkali bernasib sial. Hewan ini seharusnya bertipe pet atau hewan peliharaan, tapi sayang hewan kesukaan Nabi Muhammad ini sering hidup sia sia dicampakkan keluarga asuhnya. Siapa yang ngga tega ngeliat ratapan mata kucing yang nggak pernah hepi. Mereka melas. Berbanding lurus dengan kebanyakan nasib mereka. Tapi kucing yang beruntung, disayang sayang pemiliknya diberi kemewahan. 

Rumahku sering terinvasi oleh kucing kucing jalanan ini. Sekedar mampir dan memberi ratapan penuh kemelasan itu mereka mengais sisa sisa makanan yang ada di dapur. Atau jika beruntung mereka mendapatkan makanan fresh keluarga kami sehingga balik kami yang meratap ke kucing :p. Nggak hanya di Indonesia saja, ketika aku tinggal setahun di USA, di basement apartemen ayah angkat buleku di sana, terdapat keluarga kucing jalanan yang mencari kehangatan dan menyambung hidup. Sering ayah angkatku mampir dan aku pun menyaksikan ratapan kucing Amerika Serikat, memberi makan dan say hello sebelum beliau ke kantor dan aku pergi ke sekolah. Dan yang paling aku khawatirkan adalah ketika musim dingin yang menusuk itu bagaimana nasib kucing kucing jalanan itu? Aku bahkan tak sanggup lagi menyaksikan ratapannya. Semoga mereka bertahan. Semakin miris karena salah satu diantara kucing kucing itu ada yang berkaki tiga...
semoga bisa mengambil hikmah dari tulisan ini. tulisan pertamaku di tahun 2012 setelah satu tahun lebih vakum. thanks for reading :)