Orlando, 2011. We are "Laskar Nusantara" (picture by: Afshan Javid,our friend from India)

Wednesday, January 9, 2013

Mengejar Pesawat di Minneapolis (episode 2)

Delta Airlines- maskapai yang saya gunakan dari Portland-Minneapolis-Orlando


Waktu itu saya berlari sambil merem, membayangkan saya bisa berlari secepat sonic. Di bandara Minneapolis ada semacam lintasan yang bergerak sehingga mempercepat laju para pengunjung bandara yang sedang terburu-buru seperti saya. Oiya, saya kebelet pipis. Tapi kecepatan berlari saya tidak bertambah. Semua terasa samar-samar. Takut dan cemas karena memikirkan pesawat ini sudah terbang atau belum ke Orlando yang katanya panas itu. Dincing kaca besar itu menampakkan pemandangan bandara yang putih bersalju belum cair karena hukum fisika. Saya terus berlari di daratan mengejar sesuatu yang akan terbang.

Petugas bandara berseragam biru tampak berdiri di gate yang saya tuju. Saya bertanya apakah sudah terbang pesawatnya. "Is the flight to Orlando gone already?" "No, the passengers are still boarding, son". Saya melihat ke arah gate itu. Mereka masih boarding. Sukur alhamdulillah saya tidak ditinggal terbang oleh burung besi canggih Amerika ini. Saya langsung mengantri bersama penumpang lain. Mengantri di antrian kelas ekonomi tentunya. Tapi pikir saya mengantri apapun meski kelas ekonomi kalau ini pesawat, masih membanggakan buat saya. Terlebih saya mendapatkan trip ini secara gratis karena jerih payah dan sentuhan keberuntungan. Saya tak akan mengulangi tragedi salah tempat duduk ketika perjalanan pesawat dari Portland ke Minneapolis :p (norak ya :p)
Peta bandara Minneapolis. jadi saya dari ujung kanan bawah sampe kiri atas.. Berlari terkencing-kencing #eh

Ternyata seat saya berada di antara seorang pasangan suami istri. Jadi saya di tengah-tengah mereka. Jadi suaminya di sebelah kiri (isle seat) dan istrinya di sebelah kanan saya (window seat). I know this is awkward moment dan pasangan itu menyadari dan memilih untuk menawarkan saya posisi tempat duduk istrinya. Dan untuk kedua kalinya dalam penerbangan saya menuju Orlando saya mendapatkan window seat sehingga saya bisa memandang daratan yang terlihat kecil itu tertutup salju memutih jalan #tsaaaaah.

Perjalanan dari Minneapolis ke Orlando dengan pesawat Delta airlines ini memakan waktu sekitar 3 jam. Selama di pesawat saya sesekali dua kali nonton program-program tv yang ada di layar kecil di depan saya dan tentunya sambil memandang daratan kecil di bawah yang perlahan-lahan membesar tandanya Orlando sudah dekat.

untuk membaca lebih lanjut, ini link untuk artikel saya tentang general acara konferensi 5 hari yang saya hadiri di Walt Disney World, Orlando, Florida

http://radiv-annaba.blogspot.com/2011/03/6-indonesians-rock-disney-world-florida.html

link di atas adalah reportase keseluruhan acara yang saya lakukan. untuk rinci dan pengalaman unik lainnya akan saya tulis dalam beberapa hari ke depan.

Selamat membaca :)

@radivannaba


Sunday, January 6, 2013

Pemikiran Radiv


Peradaban, Tauhid dan Fenomena Antipluralisme
By Radiv Annaba

            Dunia begitu dinamis karena manusia berpikir dan bertindak. Segala pemikiran yang dilakukan manusia, pemikiran itu berkembang dari waktu ke waktu karena manusia juga berkembang dan lingkungan lambat laun membuat manusia belajar. Pemikiran-pemikiran juga berbuah ide-ide atau gagasan-gagasan besar yang jika diaplikasikan akan menghasilkan faedah yang besar pula. Penemu-penemu di masa lalu telah membuktikan jika pemikiran atau ide-ide dan penemuan jika diaplikasikan akan sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia itu sendiri. Jadi di sinilah kita bisa mulai berpikir untuk mendefinisikan apa makna peradaban itu sendiri. Dari segi manusia, peradabaan adalah di mana pemikiran-pemikiran manusia berkembang dan menciptakan perubahan baru di suatu era dan ke era selanjutnya.
 Mulai dari zaman ketika manusia menggunakan batu tajam untuk berburu kemudian masuk ke era di mana manusia mulai berbudaya bercocok tanam untuk hidup hingga segala kecanggihan teknologi jaman sekarang di mana manusia bisa mendapatkan pemasukan hanya dengan duduk di depan layar komputer. Dan dari segi non-manusia, atau lingkungan, terjadi perubahan-perubahan signifikan di lingkungan karena buah dari pemikiran dan ide-ide manusia yang merubah segalanya sehingga berdampak ke lingkungan. Pemanasan global, perubahan iklim, kenaikan permukaan air laut menjadi fenomena lingkungan yang merupakan buah dari apa yang telah diperbuat manusia karena perkembangannya itu.  Inilah peradaban.
            Dunia Islam juga tak kalah berperan dalam peradabaan di dunia ini. Tokoh-tokoh Islam seperti Ibnu Sina dan lainnya itu cukup membuktikan bahwa orang Islam mampu berpikir inovatif untuk merubah keadaan di lingkungan sekitarnya menuju hidup yang lebih baik. Tentunya supaya bermanfaat untuk sesama manusia karena telah diajarkan bahwa sebaik-baiknya manusia ialah manusia yang bermanfaat bagi sesamanya. Kita telah diajarkan untuk bermanfaat bagi sesama. Hal ini mengingatkan kita akan salah satu konsep dalam intisari peradaban Islam yang menyebutkan tentang tauhid sebagai pandangan dunia. Pada dasarnya dan secara harfiah tauhid adalah tentang keesaan, namun dalam konsep ini tauhid menjadi lebih dalam dan luas lagi pemahamannya. Dalam konsep ini dijelaskan bahwa tauhid adalah pandangan umum tentang realitas, kebenaran, dunia, ruang dan waktu yang mencakup beberapa prinsip seperti dualitas, ideasionalitas, teleologi dan lain lain.
            Dalam konsep peradabaan menurut pemikiran yang saya jelaskan di awal, dapat kita simpulkan bahwa realitas, kebenaran, dunia, ruang dan waktu menjadi unsur-unsur atau sarana yang memicu perkembangan pemikiran manusia untuk membentuk suatu peradabaan dari pemikiran-pemikiran yang telah termanifestasi. Manusia adalah kekuatan pemahaman karena memiliki berbagai fungsi dalam organ-organnya sebagai pemicu imajinasi, memori, intuisi, observasi dan lain lainnya. Karena fungsi-fungsi dan kekuatan dalam manusia inilah manusia dianugerahi untuk memahami kehendak Tuhan, dalam hal ini bisa dikatakan ketika kehendak Tuhan diungkapkan dalam firman maka akan ada pemahaman dari manusia dan melaksanakan anjuran dari kehendak Tuhan dalam firman itu.
            Dalam peradabaan, manusia tidak hanya berhasil mengubah dirinya sendiri karena perkembangan progresif pemikiran dan ide-ide teraplikasinya, tapi manusia juga dalam peradaban harus mampu mengubah tak hanya dirinya, tapi juga masyarakat, alam, atau lingkungannya. Tapi dalam hal ini, dalam hal mengubah ini tentunya haruslah ada batasan-batasan seperti yang telah dijelaskan bahwa tindakan manusia tidak akan mendekati atau menyerupai tindakan atau kehendak Tuhan.
            Batasan-batasan inilah yang membuat kita mungkin berpikir apa sebenarnya yang mampu membentuk peradaban Islam. Kesatuan. Tidak akan tercipta peradaban tanpa adanya kesatuan. Jika unsur-unsur peradabaan yang telah saya sebutkan tadi tidak bersinergi secara selaras maka bukan peradaban yang akan timbul melainkan kerancuan atau kecampuradukan ide-ide dan gagasan-gagasan yang nantinya akan menimbulkan friksi dan konflik. Dalam kehidupan, umat Islam melaksanakan apa yang telah diajarkan dalam agamanya. Dalam hal ini terkadang membuat manusia berpikir terlalu ketat dan susah untuk menerima unsur-unsur perbedaan yang menurut mereka tidak sesuai dan membuat mereka dalam posisi kontra karena menilai unsur-unsur ini kontradiktif.
            Secara logika, tidak ada peradabaan yang tidak mengambil dari unsur luar. Namun, yang terjadi akhir-akhir ini adalah kebanyakan menyalahartikan istilah “mengambil dari unsur luar” terlalu berbau negatif. Manusia dalam peradaban akan bertahan dan terus melakukan kemajuan jika mampu menyaring unsur-unsur luar yang masuk. Fenomena yang terjadi seperti revolusi di negara-negara timur tengah itu salah satu bentuk pemikiran manusia di sana untuk mencari kehidupan yang lebih baik dan tidak lagi terkekang di bawah rezim diktatorian. Ini juga salah satu bentuk efek peradabaan yang memicu manusia untuk berpikir dan berkembang dan merespon segala hal yang terjadi di lingkungannya. Berani merubah ketika lingkungan tak lagi sesuai bagi mereka.
            Inilah suatu bentuk rasionalisme ketika ada suatu pemikiran yang bertentangan maka secara otomatis manusia akan bertindak bahkan akan bertindak represif. Saya ambil contoh fenomena antipluralisme di mana masih banyak terjadi tindak nontoleransi terhadap hal-hal yang dari suatu sisi dianggap berbeda dan tidak mau menerima itu. Contoh nyata adalah konflik yang terjadi di Myanmar seperti etnis Rohingya atau yang terjadi di Poso dan Madura di mana teradapat konflik antar agama dan konflik sektarian. Ini salah satu contoh tindakan antipluralisme karena sulit menerima unsur berbeda dari kelompok manusia lain. Masih banyaknya perseteruan dan saling ejek antar agama di masyarakat Indonesia telah menunjukkan pluralisme bangsa yang masih memperihatinkan meskipun negeri ini menjunjung tinggi kebhinnekaan. Inilah antitesis dari peradabaan di mana kurangnya persatuan terjadi dan kurangnya pemahaman antar manusia yang diciptakan berbeda oleh Tuhan.
            Dari artikel ini, saya berharap dengan mengaitkan konsep peradaban, tauhid dan fenomena antipluralisme yang terjadi di Indonesia khususnya, bisa membawa kehidupan yang lebih damai lagi. Diharapkan tidak akan ada lagi konflik represif antar agama atau sekte. Kita perlu mentolerir perbedaan karena disitulah lahir sifat pluralisme. Kita perlu melakukan pembenahan dalam hal pemahaman masyarakat Indonesia tentang perbedaan. Mengembalikan lagi semangat Bhinneka Tunggal Ika. Integritas perlu diciptakan untuk menyongsong peradaban di dunia ini dengan dasar-dasar ilmu tauhid yang tidak terlupakan namun tidak disalahartikan. Karena tidak akan timbul peradaban tanpa kesatuan dan filterisasi unsur luar dan sikap plural dan toleransi antar masyarakat  di Indonesia.

Tuesday, January 1, 2013

Mengejar Pesawat di Minneapolis


Sudah baca artikel saya yang berjudul "Pesawat Terbang"?.Di situ menceritakan kisah hidup saya ketika kecil sangat senang ketika melihat pesawat melintas di atas langit kampung saya. Berandai-andai kapan bisa menaiki burung besi itu. Kemudian di artikel itu juga menceritakan bagaimana senangnya ketika saya naik pesawat terbang untuk pertama kalinya ke Amerika Serikat. Di artikel kali ini saya akan menceritakan pula pengalaman yang juga tentang pesawat terbang.

Ternyata di cerita kali ini saya mengungkapkan apa sih sebenarnya hal yang seru ketika naik pesawat terbang selain kita bisa memandang daratan dari jendela pesawat. Mungkin untuk beberapa anak orang kaya naik pesawat terbang untuk liburan ke luar negeri menjadi hal yang biasa karena sering dilakukan. Bagi saya, naik pesawat terbang mempunyai kesenangan tersendiri karena saya tidak sering melakukannya dan setiap berkesempatan naik pesawat terbang pasti akan timbul perasaan senang dan tak mau melewatkan momen ini. Bulan November 2010, di Portland, Oregon, Amerika Serikat (bulan ketiga saya di amerika) saya melaksanakan amanah untuk melakukan presentasi tentang Indonesia di tiga kelas di sekolah saya (Woodrow Wilson High  School). Setelah 3 presentasi sukses saya laksanakan dengan cara unik saya (kalo ngga salah ada artikelnya atau kalau belum akan saya tulis pengalaman presentasi saya) mengirimkan cuplikan video ketika saya presentasi dan sebuah essay tentang presentasi saya ke organisasi yang menaungi saya setahun di sana; CIEE (Council on International Exchange Education) karena mereka mengadakan kompetisi untuk essay/report terbaik presentasi tentang negara masing-masing dan pemenang berhak mendapatkan trip ke Walt Disney World di Orlando, Florida untuk menghadiri konferensi interfaith selama 5 hari di sana. SIAPA YANG NGGA PENGEN COBA? :p dengan sekali enter email dengan attachment ms. word essay,video, dan slide show power point presentasi saya saya kirim ke CIEE.

Bulan Desember saya berkesempatan ke Disneyland di Anaheim, California (sekitar satu jam dari Los Angeles + macetnya) tapi tidak dengan pesawat tapi dua hari perjalanan darat menggunakan mobil dengan keluarga asuh saya. Kami tiga hari di Disneyland sekaligus merayakan tahun baru 2011 di sana dan sepertinya sudah saya tulis cerita ini atau kalau belum akan saya tulis :p. Sepulang dari liburan winter break di Anaheim saya mendapat email dari CIEE dan disitu dituliskan pengumuman pemenang trip ke Disney World, Orlando. Setelah saya scroll ke bawah hingga ada 4 nama pemenang tercantum di situ. Syukur alhamdulillah ada nama saya di antara 4 nama di email itu. 1. Radiv Muhammad Aflah Annaba, Indonesia, 2. Gala Patenkovic, Serbia, 3. Untari Febrian Ramadhani, Indonesia, 4. Tamuna Jiqia, Georgia. Alhamdulillah saya dan Untari dari Indonesia mewakili delegasi CIEE untuk konferensi itu.

Di email itu juga dilampirkan tiket pesawat pulang-pergi yang tinggal dicetak. Senang sekali akhirnya bisa naik pesawat lagi dengan tanpa biaya sepeserpun dan untuk merepresentasikan Indonesia di konferensi internasional yang akan dihadiri pemuda-pemudai berprestasi yang juga memenangkan ini dari beberapa penjuru dunia. Di rencana keberangkatan di tiket tersebut saya akan menaiki pesawat Delta Airlines dari badara Portland (kota saya) menuju Minneapolis,  Minnesota untuk transit dan akan dilanjutkan menuju bandara Orlando, Florida. Tibalah saat yang dinanti-nanti di hari-H. pada 2 Februari 2011 saya berangkat seorang diri diantar bapak asuh ke bandara Portland dan kemudian seoarang diri melewati petugas security check dan menuju gate Delta airlines berada. Setelah boarding pass saya mencari posisi kursi saya.Waktu itu saya tidak tau kalau nomor kursi yang diikuti abjad C seharusnya duduk di isle atau dipinggir bukan dekat jendela tapi waktu itu saya duduk di seat dekat jendela karena saya pikir nomor yang diikuti C itu diujung dan sebelah jendela :p. Setelah itu seorang ibu-ibu duduk disebelah saya dan pesawat mulai take off. Ibu-ibu itu bilang "what a beautiful scenery out there" sambil melihat ke arah jendela saya. Setelah sekian lama saya sadar kalau itu seharusnya kursi ibu itu dan maksud kata-kata itu adalah menyindir anak muda 18 tahun asal Indonesia yang kegirangan naik pesawat gratis :p

 Daratan itu begitu putih..Oh itu hamparan daratan yang tertutup salju dan pesawat sudah melintas di atas daratan negara bagian Minnesota. Saya semakin bersemangat melihat ke luar dari jendela. Melihat daratan putih terhampar indah dan garis-garis kecil yang merupakan jalanan bagaikan melihat seisi peta atlas yang dulu biasa aku bolak-balik halamannya dan kini aku melihat gambaran nyata di atas pesawat yang membawaku ke Orlando ini. Setelah pesawat mendarat dan penumpang dipersilahkan bersiap untuk beralih ke pesawat berikutnya saya bergegas sekalian untuk merasakan sensasi bandara Minneapolis dan berencana membeli suvenir biar bisa dikata saya pernah di Minnesota :p. Tapi kemudian saya sadar ketika saya melihat tiket sekaligus melihat jam di handphone yang sudah menyesuaikan dengan zona waktu di Minneapolis, saya hampir ketinggalan pesawat untuk boarding!! Bandara ini bukan bandara kecil. Saya kebingunngan karena pesawat lanjutan ke Orlando akan segera berangkat dan saya baru turun dan sempat-sempatnya berniat mau beli suvenir. Setelah saya bertanya ke petugas di bandara, dengan senang hati dia menunjukkan gate untuk penerbangan ke Orlando dan itu jauh sekali! apa boleh buat akhirnnya saya berlali terbirit-birit seperti balita yang kebelet pipis ngga nemu toilet. Ketika belari saya masih sempat-sempatnya melirik jaket hoody bertuliskan Minnesota. Forget it! You're being late, Radiv! teruslah saya berlari dan berharap cemas apakah pesawat sudah berangkat apa belum..

to be continued :p




Wednesday, January 9, 2013

Mengejar Pesawat di Minneapolis (episode 2)

Delta Airlines- maskapai yang saya gunakan dari Portland-Minneapolis-Orlando


Waktu itu saya berlari sambil merem, membayangkan saya bisa berlari secepat sonic. Di bandara Minneapolis ada semacam lintasan yang bergerak sehingga mempercepat laju para pengunjung bandara yang sedang terburu-buru seperti saya. Oiya, saya kebelet pipis. Tapi kecepatan berlari saya tidak bertambah. Semua terasa samar-samar. Takut dan cemas karena memikirkan pesawat ini sudah terbang atau belum ke Orlando yang katanya panas itu. Dincing kaca besar itu menampakkan pemandangan bandara yang putih bersalju belum cair karena hukum fisika. Saya terus berlari di daratan mengejar sesuatu yang akan terbang.

Petugas bandara berseragam biru tampak berdiri di gate yang saya tuju. Saya bertanya apakah sudah terbang pesawatnya. "Is the flight to Orlando gone already?" "No, the passengers are still boarding, son". Saya melihat ke arah gate itu. Mereka masih boarding. Sukur alhamdulillah saya tidak ditinggal terbang oleh burung besi canggih Amerika ini. Saya langsung mengantri bersama penumpang lain. Mengantri di antrian kelas ekonomi tentunya. Tapi pikir saya mengantri apapun meski kelas ekonomi kalau ini pesawat, masih membanggakan buat saya. Terlebih saya mendapatkan trip ini secara gratis karena jerih payah dan sentuhan keberuntungan. Saya tak akan mengulangi tragedi salah tempat duduk ketika perjalanan pesawat dari Portland ke Minneapolis :p (norak ya :p)
Peta bandara Minneapolis. jadi saya dari ujung kanan bawah sampe kiri atas.. Berlari terkencing-kencing #eh

Ternyata seat saya berada di antara seorang pasangan suami istri. Jadi saya di tengah-tengah mereka. Jadi suaminya di sebelah kiri (isle seat) dan istrinya di sebelah kanan saya (window seat). I know this is awkward moment dan pasangan itu menyadari dan memilih untuk menawarkan saya posisi tempat duduk istrinya. Dan untuk kedua kalinya dalam penerbangan saya menuju Orlando saya mendapatkan window seat sehingga saya bisa memandang daratan yang terlihat kecil itu tertutup salju memutih jalan #tsaaaaah.

Perjalanan dari Minneapolis ke Orlando dengan pesawat Delta airlines ini memakan waktu sekitar 3 jam. Selama di pesawat saya sesekali dua kali nonton program-program tv yang ada di layar kecil di depan saya dan tentunya sambil memandang daratan kecil di bawah yang perlahan-lahan membesar tandanya Orlando sudah dekat.

untuk membaca lebih lanjut, ini link untuk artikel saya tentang general acara konferensi 5 hari yang saya hadiri di Walt Disney World, Orlando, Florida

http://radiv-annaba.blogspot.com/2011/03/6-indonesians-rock-disney-world-florida.html

link di atas adalah reportase keseluruhan acara yang saya lakukan. untuk rinci dan pengalaman unik lainnya akan saya tulis dalam beberapa hari ke depan.

Selamat membaca :)

@radivannaba


Sunday, January 6, 2013

Pemikiran Radiv


Peradaban, Tauhid dan Fenomena Antipluralisme
By Radiv Annaba

            Dunia begitu dinamis karena manusia berpikir dan bertindak. Segala pemikiran yang dilakukan manusia, pemikiran itu berkembang dari waktu ke waktu karena manusia juga berkembang dan lingkungan lambat laun membuat manusia belajar. Pemikiran-pemikiran juga berbuah ide-ide atau gagasan-gagasan besar yang jika diaplikasikan akan menghasilkan faedah yang besar pula. Penemu-penemu di masa lalu telah membuktikan jika pemikiran atau ide-ide dan penemuan jika diaplikasikan akan sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia itu sendiri. Jadi di sinilah kita bisa mulai berpikir untuk mendefinisikan apa makna peradaban itu sendiri. Dari segi manusia, peradabaan adalah di mana pemikiran-pemikiran manusia berkembang dan menciptakan perubahan baru di suatu era dan ke era selanjutnya.
 Mulai dari zaman ketika manusia menggunakan batu tajam untuk berburu kemudian masuk ke era di mana manusia mulai berbudaya bercocok tanam untuk hidup hingga segala kecanggihan teknologi jaman sekarang di mana manusia bisa mendapatkan pemasukan hanya dengan duduk di depan layar komputer. Dan dari segi non-manusia, atau lingkungan, terjadi perubahan-perubahan signifikan di lingkungan karena buah dari pemikiran dan ide-ide manusia yang merubah segalanya sehingga berdampak ke lingkungan. Pemanasan global, perubahan iklim, kenaikan permukaan air laut menjadi fenomena lingkungan yang merupakan buah dari apa yang telah diperbuat manusia karena perkembangannya itu.  Inilah peradaban.
            Dunia Islam juga tak kalah berperan dalam peradabaan di dunia ini. Tokoh-tokoh Islam seperti Ibnu Sina dan lainnya itu cukup membuktikan bahwa orang Islam mampu berpikir inovatif untuk merubah keadaan di lingkungan sekitarnya menuju hidup yang lebih baik. Tentunya supaya bermanfaat untuk sesama manusia karena telah diajarkan bahwa sebaik-baiknya manusia ialah manusia yang bermanfaat bagi sesamanya. Kita telah diajarkan untuk bermanfaat bagi sesama. Hal ini mengingatkan kita akan salah satu konsep dalam intisari peradaban Islam yang menyebutkan tentang tauhid sebagai pandangan dunia. Pada dasarnya dan secara harfiah tauhid adalah tentang keesaan, namun dalam konsep ini tauhid menjadi lebih dalam dan luas lagi pemahamannya. Dalam konsep ini dijelaskan bahwa tauhid adalah pandangan umum tentang realitas, kebenaran, dunia, ruang dan waktu yang mencakup beberapa prinsip seperti dualitas, ideasionalitas, teleologi dan lain lain.
            Dalam konsep peradabaan menurut pemikiran yang saya jelaskan di awal, dapat kita simpulkan bahwa realitas, kebenaran, dunia, ruang dan waktu menjadi unsur-unsur atau sarana yang memicu perkembangan pemikiran manusia untuk membentuk suatu peradabaan dari pemikiran-pemikiran yang telah termanifestasi. Manusia adalah kekuatan pemahaman karena memiliki berbagai fungsi dalam organ-organnya sebagai pemicu imajinasi, memori, intuisi, observasi dan lain lainnya. Karena fungsi-fungsi dan kekuatan dalam manusia inilah manusia dianugerahi untuk memahami kehendak Tuhan, dalam hal ini bisa dikatakan ketika kehendak Tuhan diungkapkan dalam firman maka akan ada pemahaman dari manusia dan melaksanakan anjuran dari kehendak Tuhan dalam firman itu.
            Dalam peradabaan, manusia tidak hanya berhasil mengubah dirinya sendiri karena perkembangan progresif pemikiran dan ide-ide teraplikasinya, tapi manusia juga dalam peradaban harus mampu mengubah tak hanya dirinya, tapi juga masyarakat, alam, atau lingkungannya. Tapi dalam hal ini, dalam hal mengubah ini tentunya haruslah ada batasan-batasan seperti yang telah dijelaskan bahwa tindakan manusia tidak akan mendekati atau menyerupai tindakan atau kehendak Tuhan.
            Batasan-batasan inilah yang membuat kita mungkin berpikir apa sebenarnya yang mampu membentuk peradaban Islam. Kesatuan. Tidak akan tercipta peradaban tanpa adanya kesatuan. Jika unsur-unsur peradabaan yang telah saya sebutkan tadi tidak bersinergi secara selaras maka bukan peradaban yang akan timbul melainkan kerancuan atau kecampuradukan ide-ide dan gagasan-gagasan yang nantinya akan menimbulkan friksi dan konflik. Dalam kehidupan, umat Islam melaksanakan apa yang telah diajarkan dalam agamanya. Dalam hal ini terkadang membuat manusia berpikir terlalu ketat dan susah untuk menerima unsur-unsur perbedaan yang menurut mereka tidak sesuai dan membuat mereka dalam posisi kontra karena menilai unsur-unsur ini kontradiktif.
            Secara logika, tidak ada peradabaan yang tidak mengambil dari unsur luar. Namun, yang terjadi akhir-akhir ini adalah kebanyakan menyalahartikan istilah “mengambil dari unsur luar” terlalu berbau negatif. Manusia dalam peradaban akan bertahan dan terus melakukan kemajuan jika mampu menyaring unsur-unsur luar yang masuk. Fenomena yang terjadi seperti revolusi di negara-negara timur tengah itu salah satu bentuk pemikiran manusia di sana untuk mencari kehidupan yang lebih baik dan tidak lagi terkekang di bawah rezim diktatorian. Ini juga salah satu bentuk efek peradabaan yang memicu manusia untuk berpikir dan berkembang dan merespon segala hal yang terjadi di lingkungannya. Berani merubah ketika lingkungan tak lagi sesuai bagi mereka.
            Inilah suatu bentuk rasionalisme ketika ada suatu pemikiran yang bertentangan maka secara otomatis manusia akan bertindak bahkan akan bertindak represif. Saya ambil contoh fenomena antipluralisme di mana masih banyak terjadi tindak nontoleransi terhadap hal-hal yang dari suatu sisi dianggap berbeda dan tidak mau menerima itu. Contoh nyata adalah konflik yang terjadi di Myanmar seperti etnis Rohingya atau yang terjadi di Poso dan Madura di mana teradapat konflik antar agama dan konflik sektarian. Ini salah satu contoh tindakan antipluralisme karena sulit menerima unsur berbeda dari kelompok manusia lain. Masih banyaknya perseteruan dan saling ejek antar agama di masyarakat Indonesia telah menunjukkan pluralisme bangsa yang masih memperihatinkan meskipun negeri ini menjunjung tinggi kebhinnekaan. Inilah antitesis dari peradabaan di mana kurangnya persatuan terjadi dan kurangnya pemahaman antar manusia yang diciptakan berbeda oleh Tuhan.
            Dari artikel ini, saya berharap dengan mengaitkan konsep peradaban, tauhid dan fenomena antipluralisme yang terjadi di Indonesia khususnya, bisa membawa kehidupan yang lebih damai lagi. Diharapkan tidak akan ada lagi konflik represif antar agama atau sekte. Kita perlu mentolerir perbedaan karena disitulah lahir sifat pluralisme. Kita perlu melakukan pembenahan dalam hal pemahaman masyarakat Indonesia tentang perbedaan. Mengembalikan lagi semangat Bhinneka Tunggal Ika. Integritas perlu diciptakan untuk menyongsong peradaban di dunia ini dengan dasar-dasar ilmu tauhid yang tidak terlupakan namun tidak disalahartikan. Karena tidak akan timbul peradaban tanpa kesatuan dan filterisasi unsur luar dan sikap plural dan toleransi antar masyarakat  di Indonesia.

Tuesday, January 1, 2013

Mengejar Pesawat di Minneapolis


Sudah baca artikel saya yang berjudul "Pesawat Terbang"?.Di situ menceritakan kisah hidup saya ketika kecil sangat senang ketika melihat pesawat melintas di atas langit kampung saya. Berandai-andai kapan bisa menaiki burung besi itu. Kemudian di artikel itu juga menceritakan bagaimana senangnya ketika saya naik pesawat terbang untuk pertama kalinya ke Amerika Serikat. Di artikel kali ini saya akan menceritakan pula pengalaman yang juga tentang pesawat terbang.

Ternyata di cerita kali ini saya mengungkapkan apa sih sebenarnya hal yang seru ketika naik pesawat terbang selain kita bisa memandang daratan dari jendela pesawat. Mungkin untuk beberapa anak orang kaya naik pesawat terbang untuk liburan ke luar negeri menjadi hal yang biasa karena sering dilakukan. Bagi saya, naik pesawat terbang mempunyai kesenangan tersendiri karena saya tidak sering melakukannya dan setiap berkesempatan naik pesawat terbang pasti akan timbul perasaan senang dan tak mau melewatkan momen ini. Bulan November 2010, di Portland, Oregon, Amerika Serikat (bulan ketiga saya di amerika) saya melaksanakan amanah untuk melakukan presentasi tentang Indonesia di tiga kelas di sekolah saya (Woodrow Wilson High  School). Setelah 3 presentasi sukses saya laksanakan dengan cara unik saya (kalo ngga salah ada artikelnya atau kalau belum akan saya tulis pengalaman presentasi saya) mengirimkan cuplikan video ketika saya presentasi dan sebuah essay tentang presentasi saya ke organisasi yang menaungi saya setahun di sana; CIEE (Council on International Exchange Education) karena mereka mengadakan kompetisi untuk essay/report terbaik presentasi tentang negara masing-masing dan pemenang berhak mendapatkan trip ke Walt Disney World di Orlando, Florida untuk menghadiri konferensi interfaith selama 5 hari di sana. SIAPA YANG NGGA PENGEN COBA? :p dengan sekali enter email dengan attachment ms. word essay,video, dan slide show power point presentasi saya saya kirim ke CIEE.

Bulan Desember saya berkesempatan ke Disneyland di Anaheim, California (sekitar satu jam dari Los Angeles + macetnya) tapi tidak dengan pesawat tapi dua hari perjalanan darat menggunakan mobil dengan keluarga asuh saya. Kami tiga hari di Disneyland sekaligus merayakan tahun baru 2011 di sana dan sepertinya sudah saya tulis cerita ini atau kalau belum akan saya tulis :p. Sepulang dari liburan winter break di Anaheim saya mendapat email dari CIEE dan disitu dituliskan pengumuman pemenang trip ke Disney World, Orlando. Setelah saya scroll ke bawah hingga ada 4 nama pemenang tercantum di situ. Syukur alhamdulillah ada nama saya di antara 4 nama di email itu. 1. Radiv Muhammad Aflah Annaba, Indonesia, 2. Gala Patenkovic, Serbia, 3. Untari Febrian Ramadhani, Indonesia, 4. Tamuna Jiqia, Georgia. Alhamdulillah saya dan Untari dari Indonesia mewakili delegasi CIEE untuk konferensi itu.

Di email itu juga dilampirkan tiket pesawat pulang-pergi yang tinggal dicetak. Senang sekali akhirnya bisa naik pesawat lagi dengan tanpa biaya sepeserpun dan untuk merepresentasikan Indonesia di konferensi internasional yang akan dihadiri pemuda-pemudai berprestasi yang juga memenangkan ini dari beberapa penjuru dunia. Di rencana keberangkatan di tiket tersebut saya akan menaiki pesawat Delta Airlines dari badara Portland (kota saya) menuju Minneapolis,  Minnesota untuk transit dan akan dilanjutkan menuju bandara Orlando, Florida. Tibalah saat yang dinanti-nanti di hari-H. pada 2 Februari 2011 saya berangkat seorang diri diantar bapak asuh ke bandara Portland dan kemudian seoarang diri melewati petugas security check dan menuju gate Delta airlines berada. Setelah boarding pass saya mencari posisi kursi saya.Waktu itu saya tidak tau kalau nomor kursi yang diikuti abjad C seharusnya duduk di isle atau dipinggir bukan dekat jendela tapi waktu itu saya duduk di seat dekat jendela karena saya pikir nomor yang diikuti C itu diujung dan sebelah jendela :p. Setelah itu seorang ibu-ibu duduk disebelah saya dan pesawat mulai take off. Ibu-ibu itu bilang "what a beautiful scenery out there" sambil melihat ke arah jendela saya. Setelah sekian lama saya sadar kalau itu seharusnya kursi ibu itu dan maksud kata-kata itu adalah menyindir anak muda 18 tahun asal Indonesia yang kegirangan naik pesawat gratis :p

 Daratan itu begitu putih..Oh itu hamparan daratan yang tertutup salju dan pesawat sudah melintas di atas daratan negara bagian Minnesota. Saya semakin bersemangat melihat ke luar dari jendela. Melihat daratan putih terhampar indah dan garis-garis kecil yang merupakan jalanan bagaikan melihat seisi peta atlas yang dulu biasa aku bolak-balik halamannya dan kini aku melihat gambaran nyata di atas pesawat yang membawaku ke Orlando ini. Setelah pesawat mendarat dan penumpang dipersilahkan bersiap untuk beralih ke pesawat berikutnya saya bergegas sekalian untuk merasakan sensasi bandara Minneapolis dan berencana membeli suvenir biar bisa dikata saya pernah di Minnesota :p. Tapi kemudian saya sadar ketika saya melihat tiket sekaligus melihat jam di handphone yang sudah menyesuaikan dengan zona waktu di Minneapolis, saya hampir ketinggalan pesawat untuk boarding!! Bandara ini bukan bandara kecil. Saya kebingunngan karena pesawat lanjutan ke Orlando akan segera berangkat dan saya baru turun dan sempat-sempatnya berniat mau beli suvenir. Setelah saya bertanya ke petugas di bandara, dengan senang hati dia menunjukkan gate untuk penerbangan ke Orlando dan itu jauh sekali! apa boleh buat akhirnnya saya berlali terbirit-birit seperti balita yang kebelet pipis ngga nemu toilet. Ketika belari saya masih sempat-sempatnya melirik jaket hoody bertuliskan Minnesota. Forget it! You're being late, Radiv! teruslah saya berlari dan berharap cemas apakah pesawat sudah berangkat apa belum..

to be continued :p