Orlando, 2011. We are "Laskar Nusantara" (picture by: Afshan Javid,our friend from India)

Friday, March 8, 2013

Curhatan Anak HI: Episode "Pemimpin Impian Rakyat"

"If you want to change the party, lead it. If you want to change the country, lead it"

quotes itu gue dapet dari film Iron Lady di mana tokoh Airey Neave yang merupakan anggota partai konservatif memberi motivasi kepada Margaret untuk berani maju di pemilihan perdana Menteri. Sosok Margaret Thatcher di sini sangat menginspirasi. Dia seorang pemimpin yang decisive, cepat merespon. Margaret percaya bahwa kebanyakan orang pada zaman itu mengutamakan perasaan dan perasaan. People often ask "How are you feeling" dan Margaret percaya bahwa dia percaya dengan pikiran (thoughts) dan gagasan adalah yang penting karena semua hal terjadi semua impian terwujud pertama karena kita memikirkan itu dan membuat itu menjadi nyata.

Setuju dengan Margaret Thatcher yang pada saat itu memimpin Inggris selama 11,5 tahun dengan mengakhiri karirnya sebagai Perdana Menteri Inggris secara mengundurkan diri karena waktu itu Margaret kehilangan pendukungnya dalam partai sendiri. Margaret masih dengan sifat kepemimpinan yang kuat dan decisive memutuskan untuk mundur daripada maju kembali pada pemilu itu. Salah seorang tokoh yang menginspirasi dan menjadi kiblat buat para pemimpin. Pedoman untuk terinspirasi dan terjiwai untuk menjadi pemimpin suatu negara, pemimpin dalam merengkuh tujuan-tujuan tercapainya cita-cita.

Waktu pun sudah menunjukkan pukul 3.33 dini hari di hari sabtu tanggal 9 Maret 2013 dan gue masih nulis. Ditemani coke zero, crackers Ritz dan laptop jadul Acer aspire 4315 yang selalu setia menemani gue menulis. Menuliskan buah pikiran gue sehingga menjadi manfaat dan menjadi media pembelajaran bagi gue untuk terus semangat dalam menulis karena siapa tau suatu saat gue jadi salah satu penulis hebat dengan penjualan yang hebat pula dan pastinya dan yang paling utama ialah memberi kontribusi yang hebat untuk masyarakat lewat karya-karya gue. aamiin. Impian harus terus selalu diperjuangkan, bukan? serbuk sari tak akan menjadi madu tanpa lebah. Begitu pula mimpi, tak akan bisa terwujud tanpa adanya perjuangan yang terus diperjuangkan.

Ngobrol masalah pemimpin, dalam mewujudkan mimpi-mimpi pun sebenarnya juga bergantung gimana kita memimpin diri kita sendiri untuk terus berjuang memperjuangkan mimpi supaya terwujud. Iya kan? Jadi pemimpin harus punya cita-cita. Di tahun 2013 di mana ini saat-saat para politisi politisi kita saling bertarung di tahun politik. Berusaha merebut perhatian rakyat akan bagaimana kelanjutan nasib negara ini pada saat pergantian pemimpin tahun depan. Di luar pertarungan-pertarungan politik itu, rakyat memimpikan seorang pemimpin impian mereka. Tulisan gue ini juga bermula pada saat dua hari lalu gue baca koran Kompas yang telah melakukan survei kepada masyarakat tentang pemimpin seperti apa yang menjadi pemimpin impian mereka. Ketika gue baca hasil surveinya gue semacam terharu ketika sebagian besar rakyat kita memimpikan pemimpin yang jujur. Dalam hati gue timbul pertanyaan "separah inikah kekronisan kejujuran di negeri ini?" Akankah kekritisan kejujuran ini akan berlanjut di tahun depan dan di masa yang akan datang?

Dari situ bermula gue berpikir bahwa kita ngga hanya butuh pemimpin yang berwibawa dan pintar atau pun karismatik. Dari sini gue berpikir bahwa sudah saatnya impian masyarakat ini dicapai dengan munculnya sesosok pemimpin yang memiliki dua tipe kecerdasan. Apa yang gue maksud dengan dua tipe kecerdasan ini? dua kecerdasan itu adalah kecerdasan otak dan kecerdasan etika. Banyak aspek pemimpin tapi namanya manusia bukan ciptaan yang komplit dan harus memiliki segala aspek leadership yang dibutuhkan masyarakat. Dan di sinilah muncul pemikiran gue tentang pemimpin yang cerdas otak dan cerdas etika.

Kecerdasaan otak diperlukan oleh pemimpin negara karena akan banyak ide-ide dan buah pemikiran yang dibutuhkan untuk kelangsungan negara dan rakyatnya. Dalam hal menentukan kebijakan untuk rakyat misalnya. Pemimpin cerdas akan tahu momentum dan kecerdasaan otak memicunya untuk bersikap decisive sehingga kecerdasaan otak itu tak sia sia dan dampak kebijakan akan dirasakan oleh rakyat. Maraknya kasus korupsi membuat gue memunculkan suatu kesimpulan bahwa mereka yang melakukan hal keji seperti itu adalah orang yang memang memiliki kecerdasan otak tapi kurang cerdas etika. Kecerdasan otak diperlukan dan harus diseimbangkan dengan kecerdasan etika sehingga bisa mengontrol efek samping kecerdasaan otak dan kecenderungan untuk mendapat lebih dan rakus seperti para koruptor sehingga mengabaikan tindak tanduk etika dan seakan-akan melupakan kesengsaraan rakyat yang masih melanda rakyat di mana-mana. Pemimpin yang jujur akan hadir ketika dia memiliki suatu bentuk kecerdasan etika. Dia tahu bagaimana mengontrol kecerdasan otaknya dengan beretika. Sebenarnya simpel ya nasihat buat koruptor itu. Jangan mencuri. itu saja. Anak kecil saja patuh untuk tidak mencuri ketika dinasehati. Tapi kenapa koruptor tetap saja ada meski hukum berlaku yang bisa menjerat mereka. Benar-benar kecerdasaan etika yang tidak mereka miliki. Ironis.

Di samping hal itu semua gue tetep optimis kalau tahun depan pemimpin yang baru mampu membawa perubahan dan membendung efek efek samping demokrasi dan reformasi sehingga paradigma rakyat yang buruk tentang pemerintahan akan tereduksi sehingga bertransformasi menjadi optimisme kolektif untuk kemajuan kolektif. Kemajuan Indonesia Raya. Jangan hanya membuat rakyat terus mengimpikan sosok pemimpin impian mereka. Rakyat Indonesia akan memiliki sosok impian mereka. Gue yakin.

Sekali lagi nama gue Radiv Annaba dan ini perspektif gue. Terus selalu berkontribusi ya, wahai warga negara Indonesia. Kita bisa kok!


No comments:

Post a Comment

Friday, March 8, 2013

Curhatan Anak HI: Episode "Pemimpin Impian Rakyat"

"If you want to change the party, lead it. If you want to change the country, lead it"

quotes itu gue dapet dari film Iron Lady di mana tokoh Airey Neave yang merupakan anggota partai konservatif memberi motivasi kepada Margaret untuk berani maju di pemilihan perdana Menteri. Sosok Margaret Thatcher di sini sangat menginspirasi. Dia seorang pemimpin yang decisive, cepat merespon. Margaret percaya bahwa kebanyakan orang pada zaman itu mengutamakan perasaan dan perasaan. People often ask "How are you feeling" dan Margaret percaya bahwa dia percaya dengan pikiran (thoughts) dan gagasan adalah yang penting karena semua hal terjadi semua impian terwujud pertama karena kita memikirkan itu dan membuat itu menjadi nyata.

Setuju dengan Margaret Thatcher yang pada saat itu memimpin Inggris selama 11,5 tahun dengan mengakhiri karirnya sebagai Perdana Menteri Inggris secara mengundurkan diri karena waktu itu Margaret kehilangan pendukungnya dalam partai sendiri. Margaret masih dengan sifat kepemimpinan yang kuat dan decisive memutuskan untuk mundur daripada maju kembali pada pemilu itu. Salah seorang tokoh yang menginspirasi dan menjadi kiblat buat para pemimpin. Pedoman untuk terinspirasi dan terjiwai untuk menjadi pemimpin suatu negara, pemimpin dalam merengkuh tujuan-tujuan tercapainya cita-cita.

Waktu pun sudah menunjukkan pukul 3.33 dini hari di hari sabtu tanggal 9 Maret 2013 dan gue masih nulis. Ditemani coke zero, crackers Ritz dan laptop jadul Acer aspire 4315 yang selalu setia menemani gue menulis. Menuliskan buah pikiran gue sehingga menjadi manfaat dan menjadi media pembelajaran bagi gue untuk terus semangat dalam menulis karena siapa tau suatu saat gue jadi salah satu penulis hebat dengan penjualan yang hebat pula dan pastinya dan yang paling utama ialah memberi kontribusi yang hebat untuk masyarakat lewat karya-karya gue. aamiin. Impian harus terus selalu diperjuangkan, bukan? serbuk sari tak akan menjadi madu tanpa lebah. Begitu pula mimpi, tak akan bisa terwujud tanpa adanya perjuangan yang terus diperjuangkan.

Ngobrol masalah pemimpin, dalam mewujudkan mimpi-mimpi pun sebenarnya juga bergantung gimana kita memimpin diri kita sendiri untuk terus berjuang memperjuangkan mimpi supaya terwujud. Iya kan? Jadi pemimpin harus punya cita-cita. Di tahun 2013 di mana ini saat-saat para politisi politisi kita saling bertarung di tahun politik. Berusaha merebut perhatian rakyat akan bagaimana kelanjutan nasib negara ini pada saat pergantian pemimpin tahun depan. Di luar pertarungan-pertarungan politik itu, rakyat memimpikan seorang pemimpin impian mereka. Tulisan gue ini juga bermula pada saat dua hari lalu gue baca koran Kompas yang telah melakukan survei kepada masyarakat tentang pemimpin seperti apa yang menjadi pemimpin impian mereka. Ketika gue baca hasil surveinya gue semacam terharu ketika sebagian besar rakyat kita memimpikan pemimpin yang jujur. Dalam hati gue timbul pertanyaan "separah inikah kekronisan kejujuran di negeri ini?" Akankah kekritisan kejujuran ini akan berlanjut di tahun depan dan di masa yang akan datang?

Dari situ bermula gue berpikir bahwa kita ngga hanya butuh pemimpin yang berwibawa dan pintar atau pun karismatik. Dari sini gue berpikir bahwa sudah saatnya impian masyarakat ini dicapai dengan munculnya sesosok pemimpin yang memiliki dua tipe kecerdasan. Apa yang gue maksud dengan dua tipe kecerdasan ini? dua kecerdasan itu adalah kecerdasan otak dan kecerdasan etika. Banyak aspek pemimpin tapi namanya manusia bukan ciptaan yang komplit dan harus memiliki segala aspek leadership yang dibutuhkan masyarakat. Dan di sinilah muncul pemikiran gue tentang pemimpin yang cerdas otak dan cerdas etika.

Kecerdasaan otak diperlukan oleh pemimpin negara karena akan banyak ide-ide dan buah pemikiran yang dibutuhkan untuk kelangsungan negara dan rakyatnya. Dalam hal menentukan kebijakan untuk rakyat misalnya. Pemimpin cerdas akan tahu momentum dan kecerdasaan otak memicunya untuk bersikap decisive sehingga kecerdasaan otak itu tak sia sia dan dampak kebijakan akan dirasakan oleh rakyat. Maraknya kasus korupsi membuat gue memunculkan suatu kesimpulan bahwa mereka yang melakukan hal keji seperti itu adalah orang yang memang memiliki kecerdasan otak tapi kurang cerdas etika. Kecerdasan otak diperlukan dan harus diseimbangkan dengan kecerdasan etika sehingga bisa mengontrol efek samping kecerdasaan otak dan kecenderungan untuk mendapat lebih dan rakus seperti para koruptor sehingga mengabaikan tindak tanduk etika dan seakan-akan melupakan kesengsaraan rakyat yang masih melanda rakyat di mana-mana. Pemimpin yang jujur akan hadir ketika dia memiliki suatu bentuk kecerdasan etika. Dia tahu bagaimana mengontrol kecerdasan otaknya dengan beretika. Sebenarnya simpel ya nasihat buat koruptor itu. Jangan mencuri. itu saja. Anak kecil saja patuh untuk tidak mencuri ketika dinasehati. Tapi kenapa koruptor tetap saja ada meski hukum berlaku yang bisa menjerat mereka. Benar-benar kecerdasaan etika yang tidak mereka miliki. Ironis.

Di samping hal itu semua gue tetep optimis kalau tahun depan pemimpin yang baru mampu membawa perubahan dan membendung efek efek samping demokrasi dan reformasi sehingga paradigma rakyat yang buruk tentang pemerintahan akan tereduksi sehingga bertransformasi menjadi optimisme kolektif untuk kemajuan kolektif. Kemajuan Indonesia Raya. Jangan hanya membuat rakyat terus mengimpikan sosok pemimpin impian mereka. Rakyat Indonesia akan memiliki sosok impian mereka. Gue yakin.

Sekali lagi nama gue Radiv Annaba dan ini perspektif gue. Terus selalu berkontribusi ya, wahai warga negara Indonesia. Kita bisa kok!


No comments:

Post a Comment